Jauh sebelum adanya budaya modern seperti perayaan ulang tahun atau pesta, zaman dahulu nenek moyang kita telah mengenalkan tradisi ‘Bancakan’ atau Makan Bersama. Makan bersama sudah menjadi tradisi di Indonesia yang perlu dilestarikan. Tradisi Bancakan merupakan cara menikmati makanan bersama-sama dalam satu wadah. Tradisi Bancakan ini masih sangat populer di pedesaan, terutama di Desa Sungapan sendiri.
Menurut filosofi, bancakan juga sering dilembangkan sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setiap orang duduk dan makan bersaa dalam satu wadah besar atau bisa juga daun pisang yang memanjang. Nantinya bancakan ini akan dimakan oleh para warga yang sedang berkumpul.
Tradisi Bancakan di Desa Sungapan
Awalnya, bancakan digunakan untuk menyebut sajian masakan (kuliner) tradisional dari Jawa Tengah atau Jawa Timur yang terdiri atas nasi yang dilengkapi sayur-sayuran hijau yang dicampur parutan kelapa berbumbu manis, pedas, asin yang disebut ‘urap’ atau ‘kluban’. Biasanya disajikan dengan lauk sederhana seperti tempe goreng, tahu goreng, dan ikan asin.
Menu dalam nasi Bancakan
Dalam tradisi ini tidak ada jenjang diantara mereka. Semua sama-sama dapat menikmati makanan karena mencerminkan sikap gotong royong dan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, tradisi ini juga dapat mempererat tali silaturahmi antar masyarakat. Tradisi Bancakan ini adalah tradisi yang sudah turun temurun sehingga perlu dilestarikan.