Bencana hidrometeorologi mengancam hampir seluruh wilayah di Provinsi Jawa Tengah pada Bulan Februari – Maret tahun 2023 di masa cuaca ekstrem. Potensi bencana hidrometereologi ini disebabkan oleh tingginya curah hujan yang diprakirakan melebihi rata-rata atau melebihi batas normal.
Melansir BMKG, bencana hidrometeorologi adalah suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi). Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan. Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.
BMKG Stasiun Klimatologi Semarang memprediksi puncak musim penghujan untuk wilayah Jateng terjadi pada bulan Februari hingga Maret 2023.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Jateng Heri Pudyatmoko meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana tersebut. Masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya juga disarankan untuk menyesuaikan diri dengan prakiraan cuaca dari BMKG.
Lebih lanjut, Heri juga meminta pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban atau yang rentan terhadap banjir. Optimalisasi ini mulai dari penyiapan kapasitas yang memadai pada sistem drainase, sistem peresapan dan tampungan air, agar secara optimal dapat mencegah terjadinya banjir.
Disisi lain, Kebersihan lingkungan dan kesehatan tubuh juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Pasalnya bencana hidrometereologi yang berimbas pada banyaknya genangan air dapat membuat daya tahan tubuh seseorang lebih rentan terserang penyakit.